Search

Bukalapak Tolak Bantuan BSSN Tuntaskan Masalah Hacking

Sektor e-commerce menjadi perhatian BSSN karena menyangkut banyak data penggunanya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menyebut perusahaan Bukalapak bakal menuntaskan masalah hacking atau peretasan sendiri. BSSN sebelumnya berkoordinasi dengan Bukalapak untuk menyelesaikan masalah peretasan itu.

Plt Deputi Bidang Proteksi BSSN, Agung Nugraha mengatakan koordinasi sudah dilakukan dengan Bukalapak semenjak insiden peretasan terjadi. Sayangnya, Bukalapak tak menerima bantuan dari BSSN.

"Begitu kita tahu adanya indisen tersebut kami secara proaktif hubungi Bukalapak. Untuk mengkonfirmasi dalam hal ini kolaborasi memang diperlukan kami melakukan satu hubungan dengan Bukalapak. Namun dalam hal ini Bukalapak untuk sementara meng-handle itu sendiri," katanya pada wartawan dalam konferensi pers, Selasa (26/3).

Ia menekankan sektor e-commerce menjadi perhatian BSSN karena menyangkut banyak data penggunanya. Apalagi menurutnya masalah keamanan siber e-commerce bakal makin kompleks.

"Banyak juga dalam hal ini data kita semua ada disimpan di marketplace secara online di cloud dan seterusnya. Permasalahan e-commerce akan semakin (marak) ke depannya khususnya insiden yang tejadi belakangan ini," ujarnya.

Guna mengantisipasi serangan siber pada e-commerce, BSSN membuat regulasi yang mengatur standar kriteria dan standar sistem informasi serta proteksi e-commerce. Ia mencontohkan pelaku bisnis e-commerce di Eropa bisa dikenakan sanksi bila data penggunanya terbongkar.

"Harus mengendepankan selain layanan yang diberikan kepada masyarakat juga wajib melindungi sistem mereka. Dari apa? data bridge (kebocoran data)," ujarnya.

Ia mengingatkan peretasan bisa mencuri data pengguna sekaligus data perusahaan e-commerce. "Apa sih yang diambil selain dari infromasi data bisnisnya juga informasi data pribadi kita. Ini yang dijamin UU data pribadi nantinya mengatur itu juga," tambahnya.

Diketahui, Bukalapak pada 18 Maret 2019 mengalami peretasan yang menyebabkan data 13 juta pengggunanya dicuri. Peretas asal Pakistan yang dikenal dengan Gnosticplayer mengaku meretas delapan situs web dunia termasuk Bukalapak. Akun itu juga pernah melakukan klaim untuk kasus peretasan 32 situs web popular dengan total data base sebanyak 890 juta akun.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Fs4SbX

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bukalapak Tolak Bantuan BSSN Tuntaskan Masalah Hacking"

Post a Comment

Powered by Blogger.