REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Warisan budaya Muslim Portugal telah lama terlupakan. Di Spanyol sebagian besar penduduk negara dan wisatawan akrab dengan warisan Arab. Tetapi, di Portugal, yang sama-sama bagian dari kekuasaan Andalusia, warisan itu masih kurang dikenal.
Ketika perusahaan kontraktor akan mengubah bangunan bersejarah dari abad ke-16, Convento de Graça, menjadi sebuah hotel mewah, tanpa pikir panjang, dia membatalkan rencananya membuat spa dan kolam renang di bawah tanah.
Di bawah biara tua dan tembok pertahanan kota kuno itu, mereka menemukan jalan-jalan dan fondasi puluhan rumah yang dibangun lebih dari 700 tahun yang lalu oleh Muslim Portugal. Alih-alih kolam renang, kini ada sebuah museum kecil di bawah hotel. Sebuah trotoar dibangun untuk akses menapaki sisa-sisa peninggalan Moor abad pertengahan.
Negara ini pernah berada di bawah kekuasaan Islam selama lebih dari 500 tahun sejak awal abad ke-8. Setelah panglima Thariq bin Ziyad berhasil menaklukkan Spanyol, pasukannya bergerak menuju Portugal dan Prancis Selatan.
Meskipun sisa-sisa fisiknya tak seberapa, pengaruh budaya Moor di Portugis sangat besar. Bahasa Portugis banyak ditaburi kata-kata asal Arab, khususnya yang berkaitan dengan makanan, pertanian, dan pekerjaan sehari-hari.
"Jika kami bisa menghapus semua sisa-sisa warisan Arab dari Portugal hari ini, etnis, budaya, bangunan, dan bentang alam kami akan benar-benar berubah," kata Adalberto Alves, seorang peneliti warisan budaya Arab-Portugal.
Dalam bukunya, Portugal: Echoes of an Arab Past, Alves mendata berbagai bidang di negaranya yang terpengaruh oleh warisan Arab. Mulai dari puisi sampai kue, karpet tenun sampai musik gitar, cerobong asap yang masih menghiasi rumah di daerah selatan, sistem irigasi, sampai ilmu navigasi yang memungkinkan kapal-kapal Portugis menjelajahi dunia.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2QahIUmBagikan Berita Ini
0 Response to "Warisan Islam di Portugal yang Terlupakan"
Post a Comment