TKN Semakin Yakin Terapkan Strategi Total Football

Erick berbisni di media massa dan olahraga, yang sangat dekat dengan milenial.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo (Jokowi)-Ma'ruf Amin semakin optimis menerapkan strategi menyerang selayaknya total football pada Pemilihan Umum Presiden (Pilpres) 2019. Wakil Ketua TKN Arsul Sani mengatakan, kehadiran Erick sebagai Ketua TKN menambah kekuatan di kubu Jokowi-Ma'ruf.

"Ya seperti yang pernah disampaikan (strategi total football)," kata dia di Rumah Aspirasi Jokowi-Ma'ruf, Jalan Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9).

Ia menjelaskan, setiap lini di dalam TKN akan menggelar kegiatan sebagaj upaya untuk memenangkan Pilpres 2019. Menurut dia, penunjukan Erick sebagai Ketua TKN akan membawa pengaruh yang cukup besar dalam menerapkan strategi itu.

Ia menjelaskan, dari sisi pebisnis, Erick dikenal dengan perusahaan media dan olahraga. "Itu bidang-bidang yang sangat dekat dengan kalangan milenial. Meski juga melibatkan pemilih-pemilih usia lain," kata dia.

Selain itu, Arsul mengatakan, latar belakang bisnis Erick berguna untuk menyerap aspirasi dari kalangan pebisnis yg ingin menyampaikan aspirasi terkait dengan Pilpres 2019. Khususnya, kata dia, terkait visi dan misi pemerintahan yang akan datang

Sementara itu, Wakil Ketua TKN Lodewijk Freidrich Paulus mengatakan, sejak ditunjuk sebagai ketua TKN, Erick belum memberikan pengarahan kepada tim. Namun, ia yakin sosok ketua itu memiliki kualitas pengetahuan tentang perpolitikan di indonesia sangat baik.

Ia mengatakan, tim akan melakukan rapat bersama seluruh struktur tim pada Rabu (12/9). “Kami mengharapkan hari Rabu nanti Pak Erick mendengarkan langsug dari 11 direktur kita tentang rencana kerja mereka seperti apa. di situlah Pak Erick akan memutuskan mana yang jalan mana yang harus disempurnakan," kata dia.

Menurut dia, salah isu yang akan dibahas adalah kondisi ekonomi Indonesia saat ini. Selain itu, TKN juga akan mengevaluasi konsep Nawacita demi meningkatkan kualitas ekonomi bangsa Indonesia.

Let's block ads! (Why?)