Search

Pendekatan Belajar Melalui Gim tak Selalu Buruk

Anak lebih mudah mencerna pelajaran melalui permainan dan gawai.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Aplikasi gim seringkali dipandang sebagai ancaman bagi anak. Sehingga, banyak orang tua yang membatasi anak bermain karena khawatir anaknya kecanduan gawai dan jadi malas belajar.

Psikolog anak Tari Sandjojo menilai kekhawatiran terkait gim tersebut tidak perlu berlebihan. Sebab menurut dia, di era digital ini paradigma pengajaran terhadap anak mesti diubah.

"Anak butuh media belajar yang baru. Kita harus akui anak itu lebih senang bermain gim ketimbang baca buku, atas dasar itu pendekatan belajar seperti gim itu pas untuk anak," kata Tari kepada Republika.co.id, Sabtu (22/9).

Tari yang juga menjabat sebagai Direktur Akademik di Sekolah Cikal mengatakan, saat ini sudah mulai bermunculan gim yang memuat materi-materi pembelajaran. Namun, untuk mengenalkan gim tersebut kepada anak, peran orang tua dan guru menjadi penting dalam mengarahkan dan menyerap inti dari materi gim tersebut.

"Di masa depan, gawai dan gim bakal seperti pensil dan buku. Jadi sekarang gim itu jangan dipandang sebagai entertain saja, tapi juga bisa bisa menggunakan jadi media belajar," jelas dia.

Dia mengumpamakan, saat ini ada aplikasi gim berjudul 'Bantu Belajar IPA 3'. Aplikasi ini dirancang untuk membantu anak-anak sekolah memahami subjek yang mereka pelajari melalui permainan dan kegiatan yang menyenangkan. Melalui aplikasi tersebut, kata dia, anak lebih paham terhadap konsep materi atau teori bukan hanya sekedar hapal terhadap suatu teori tersebut. 

"Jadi lewat game ini pemahaman dan analisa anak terhadap suatu materi. Tapi yang perlu digaris bawahi  itu peran penting guru atau orangtua sebagai fasilitator yang baik untuk anak," jelas dia.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Nsxetv

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Pendekatan Belajar Melalui Gim tak Selalu Buruk"

Post a Comment

Powered by Blogger.