REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Jembatan penyeberangan orang (JPO) dengan konsep berkelanjutan dan ramah lingkungan (eco JPO) hadir dan diluncurkan pertama kali di Kota Solo, Jumat (10/5). Eco JPO yang diberi nama Eco JPO Gladhag Panti Husada Surakarta itu, tepatnya terletak di depan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi, Kota Solo.
Gladhag memiliki makna jembatan (Bahasa Jawa), sementara Panti Husada memiliki makna tempat/rumah untuk kesembuhan. Soft launching Eco JPO Gladhag Panti Husada Surakarta ditandai dengan pengguntingan pita oleh Walikota Surakarta FX Hadi Rudyatmo, Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Badan Litbang Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Ir Deded P Sjamsudin, M.Eng.Sc, dan Direktur RSUD dr. Moewardi Provinsi Jateng, dr. Suharto Wijanarko Sp.U.
Eco JPO itu menjadi proyek inovasi percontohan yang digulirkan Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan), Badan Litbang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Teknologi ini dibangun untuk menjawab kebutuhan pengguna jalan yang akan menyeberang, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya konflik lalu lintas dan potensi kecelakaan. Kepala Pusat Litbang Jalan dan Jembatan, Kementerian PUPR, Deded Permadi Sjamsudin mengungkapkan, teknologi Eco JPO diinisiasi sejak 2017.
Awalnya, papar Deded, Pusjatan mengidentifikasi masalah, merumuskan konsep, pemilihan lokasi dan desain jembatan. Eco JPO mengusung konsep berkelanjutan yang mencakup aspek sosial, ekonomi dan lingkungan.
Konsep keberlanjutan dari ketiga aspek tersebut terlihat dari desain yang menarik dengan memperhatikan kearifan lokal, fasilitas yang memperhatikan isu gender (perbedaan jenis kelamin, usia, dan penyandang disabilitas), serta penyediaan fasilitas untuk interaksi sosial.
Nilai tambah Eco JPO lainnya diantaranya adalah ramah lingkungan (environmental friendly), berupa pemanfaatan air hujan yang disimpan pada ground water tank untuk menyiram tanaman, energi yang mandiri (energy self sufficient). Dengan penggunaan solar panel untuk daya penerangan lampu pada bentang utama JPO, aman (safety) dengan menerapkan perangkat keamanan di area bentang utama dan area tangga serta lift, dan artistik dengan penggunaan ornamen-ornamen wayang, ukiran batik dan aksen bangunan arsitektural yang mengusung budaya lokal.
Data teknis lainnya, yakni fondasi bored pile (diameter 40 centimeter dan kedalaman sekitar tujuh meter), balok rangka baja dengan plat beton, kolom rangka baja dengan jumlah empat buah untuk bentang utama dan 3 buah untuk akses ramp. Untuk arsitektur, panjang total ramp 60 meter dengan kelandaian enam persen dan atap menggunakan penutup rangka pipa besi dan spandek.
Eco JPO di Solo, merupakan Eco JPO pertama hasil Litbang Pusjatan Kementerian PUPR yang pertama. Selanjutnya, Pusjatan akan menelaah kekurangannya. ‘’Apabila pemerintah kota/kabupaten lain berencana membutuhkan Eco JPO, maka kami akan memberikan pendampingan teknis berdasarkan standar,’’ katanya.
Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo mengapresiasi inovasi yang digulirkan Pusjatan, Badan Litbang, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Pihaknya yakin, program percontohan itu akan menghadirkan manfaat bagi masyarkat Solo.
from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2VWEK3nBagikan Berita Ini
0 Response to "Pusjatan Kemen-PUPR Luncurkan Inovasi Eco JPO"
Post a Comment