Oleh: Ron Soesman, Alumni ITB yang tinggal di Berlin, Jerman.
Ada yang bertanya bagaimana durasi saum (puasa) Ramadhan di Jerman. Begini kira-kira jawabannya:
Waktu Maghrib (Abend) dan imsak (früchlicht) makin mendekati penghujung Ramadan makin mendekati tengah malam. Ini artinya, durasi malam kala itu akan hanya menjadi 4,5 jam sementara siang 19,5 jam.
Ujiannya pun makin berat. Apalagi karena di Eropa sudah 10 kali Ramadan berada di musim panas dengan cuaca umumnya 30° C yang berangin.
Akibatnya juga puasa di Eropa saat musim panas akan bertemu waktu di mana waktu Maghrib dan Isya bergabung menjadi satu waktu atau hampir berdekatan.Dan kini fatwa ulama Eropa menyepakati penggabungan dua waktu sholat tersebut di kala tiba waktu itu.
Dan, kalau sudah memasuki dua waktu berdekatan inilah, kama buka puasa dilakukan setelah adzan Maghrib kemudian makan dilanjutkan shalat Maghrib-Isya, lalu kemudian diteruskan tarawih hingga pukul 24.00 malam. Setelah tarawih biasanya 1,5 jam kemudian memasuki waktu untuk sahur.
Secara medis badan kita sanggup tak menerima asupan makanan hingga 48 jam tapi organ tubuh akan memasuki kondisi berbahaya tanpa air dalam 20 jam. Alhasil, artinya puasa di Eropa betul-betul menguji batas maksimal daya tahan tubuh terutama saat terik cuaca matahari mendekati 35° C, yakni pada saat musim panas.
Tantangan terberat puasa di Eropa bukan saja habisnya cadangan air dalam tubuh, secara bersamaan aktivitas yang tidak berkurang akan sangat menyita energi. Di antara yang terberat adalah mengatur waktu tidur yang makin tidak teratur. Efeknya adalah durasi tidur hanya 4 jam ini membuat badan makin melemah, emosi makin berat dikontrol, dan frekuensi menguap jauh lebih sering.
Begitulah tantangan Ramadan di Jerman, sisi positifnya pikiran seolah tersugesti kalau tubuh tak lagi menyimpan racun sisa residu makanan, badan selalu merasa lebih ringan dan sehat, hati makin tenang.
Hikmah lain puasa paling penting adalah pikiran makin jernih terjaga dari berburuk sangka, iri, dan dengki.
Nah, bagi yang berpuasa 12 jam tapi masih suka julid (iri), dengki, dan kotor hati maka mari ke sini saja, main ke Eropa. Ini tujuannya agar kita lemaskan badan sampai batas maksimal biar pikiran kotor menguap jauh-jauh.
from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2VBph9qBagikan Berita Ini
0 Response to "Puasa di Berlin: Ramadhan Di Musim Panas Berangin"
Post a Comment