REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) sempat menyampaikan fakta bahwa kekuatan ekonomi syariah Indonesia masih bertengger di peringkat 10 dunia. Dalam peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia 2019-2024, Jokowi menyebutkan bahwa posisi Indonesia masih berada di belakang Malaysia, Uni Emirat Arab, Bahrain, Arab Saudi, Oman, Jordan, Qatar, Pakistan, dan Kuwait.
"Inilah pekerjaan besar kita bersama. Hadirin sekalian saatnya sudah tiba bagi kita untuk bangkitkan potensi ekonomi syariah dan jadikan indonesia pusat ekonomi syariah terkemuka dunia," jelas Jokowi di Kantor Bappenas, Selasa (14/5).
Jokowi berharap, peluncuran Masterplan Ekonomi Syariah Indonesia mampu memberikan panduan lengkap bagi pelaku ekonomi syariah untuk memperluas pasar. Indonesia, ujar Jokowi, diyakini mampu menjadi salah satu pemimpin pasar ekonomi syariah karena memiliki modal jumlah penduduk Muslim terbesar dunia.
"Masterplan ini merupakan lompatan besar untuk kuatkan ekosistem syariah Indonesia. Karena bangun ekosistem ini sulit. Masterplan yang jadi panduan dan dimonitor progres perkembangannya," kata Presiden.
Presiden membagi fokus pengembangan ekonomi syariah Tanah Air ke dalam lima sektor, yakni industri makanan dan minuman, tata busana, pariwisata, media dan rekreasi, serta farmasi dan kosmetika. Sebagai langkah pendukung, pemerintah berkomitmen untuk menguatkan keuangan syariah, UMKM berbasis produk syariah, hingga ekonomi digital yang melayani produk syariah.
from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2vYKRp8Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jokowi: Kekuatan Ekonomi Syariah Masih Jauh di Belakang"
Post a Comment