REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain dikenal sebagai produsen tekstil terkemuka, peradaban Islam di kekhalifahan juga sangat masyhur dengan aneka produk kulit. Sejatinya, manusia telah mengenal dan menggunakan kulit jauh sebelum industri tekstil berkembang. Tak heran jika proses pengubahan kulit mentah (skin) menjadi kulit (leather) pun berkembang di setiap peradaban.
''Sejak abad ke-5 H atau 11 M, para perajin Muslim telah berhasil meningkatkan teknik pabrikasi atau pembuatan kulit,'' ungkap Ahmad Y al-Hassan dan Donarld R Hill dalam bukunya bertajuk Islamic Technology: An Illustrated. Bahkan dari merekalah muncul sejumlah kumpulan praktik-praktik pengerjaan kulit yang sudah terbukti keandalannya.
Menurut al-Hassan dan Hill, teknologi pembuatan kulit yang dikuasai para perajin di kota-kota besar Islam telah ditransfer kepada peradaban Barat. Sejak abad ke-11 hingga 19 M, prinsip dasar produksi kulit masih menerapkan teknik-teknik yang dikembangkan masyarakat Muslim di era keemasan.
Industri kulit tumbuh sangat pesat di beberapa negeri Islam. ''Bahkan ada negeri Islam yang mampu mengekspor aneka produk kulit dalam jumlah yang sangat besar,'' tutur al-Hassan dan Hill. Menurut al-Hassan, sentra produksi pembuatan kulit yang paling penting di dunia Islam adalah Yaman. Selain itu, ada beberapa kota lainnya seperti al-Tha'if di Hijaz serta Kordoba dan Maroko.
Kairo juga tercatat sebagai sentra perdagangan dan pabrikasi kulit. Sebenarnya, kata al-Hassan, hampir seluruh kota di dunia Islam memiliki industri kulit. ''Sungguh perdagangan barang-barang terbuat dari kulit begitu meluas di pertengahan abad ke-13 M,'' imbuh al-Hassan, seorang sejarawan sains Arab pada Universitas Toronto.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2Osy72pBagikan Berita Ini
0 Response to "Teknologi Pembuatan Kulit Peradaban Islam"
Post a Comment