Search

Takzim kepada Ulama dan Fatwa Terorisme di Panggung Debat

Dua cawapres Sandiaga dan Kiai Maruf berhak mendapat penghormatan dan pemuliaan

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Shamsi Ali*

Sebagai santri dan akan terus “nyantri” hingga akhir hayat, saya sangat ta’zhim (respek) kepada semua ulama. Terlepas gonjang ganjing, atau dalam bahasa haditsnya biasa disebut “qiila wa qaala” ulama tetaplah ulama. Apalagi kalau hanya sekedar pilihan dan afiliasi politiknya.

Karenanya di awal tulisan ini saya deklarasikan takzim saya ke Bapak KH Ma’ruf Amin. Beliau adalah ulama, guru umat, dan panutan jutaan umat Muslim di negara ini. Kiprah beliau dalam keilmuan dan keulamaan tidak dapat disembunyikan. Terakhir beliau adalah Pimpinan tertinggi NU dan Majelis Ulama Indonesia.

Kedua posisi ini secara nasional dalam konteks keumatan adalah posisi puncak. Karenanya beliau mempunyai posisi takzim atau penghormatan dari semua.

Tapi yang tidak kalah terhormat dan mulia dalam penglihatan saya adalah ketinggian “akhlak karimah” dari cawapres Sandiaga Salahuddin Uno. Setiap bertemu dan berjumpa dengan para ulama, termasuk lawan laga dalam kontestasi ini, beliau selalu memperlihatkan takzim (penghormatan) itu.

Saya sangat yakin beliau bukan tipe pencitraan, dan saya yakin sangat alami dalam pembawaan. Beliau mencium tangan ulama, termasuk KH Ma’ruf Amin bahkan di atas panggung debat politik, sungguh karena sadar keulamaan. Beliau mengharapkan barakah dan ridha Allah melalui takzim ulama.

Karenanya Kedua cawapres deserving (berhak) mendapatkan penghormatan dan pemuliaan kita semua. Apalagi keduanya adalah kandidat cawapres RI, tentunya mereka adalah dua putra terbaik bangsa kali ini.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed http://bit.ly/2FQzHsC

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Takzim kepada Ulama dan Fatwa Terorisme di Panggung Debat"

Post a Comment

Powered by Blogger.