Pasien DBD di RS Hasan Sadikin Naik 5 Kali Lipat

Di awal 2019 sudan 53 pasien DBD yang dirawat di rumah sakit itu.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Pasien penderita penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung meningkat lima kali lipat pada awal 2019. Menurut Kepala Divisi Infeksi KSM anak Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS) Bandung, Dr Djatnika Setiabudhi‎, jika dilihat dari data bulanan pada 2018, rata-rata pasien yang datang ke RSHS berkisar 8-11 orang per bulannya.

‎"Sekarang ini Januari sampai tanggal 24 kemarin, sudah hampir 53 (pasien) kalau tidak salah jumlah kasusnya. Jadi, bisa dibayangkan naiknya lima kali lipat," ujar Djatnika di RSHS Bandung, Jumat (25/1).

Menurut Djatnika, dari ke 53 pasien DBD yang dirawat di RSHS Bandung, sebagian sudah diperkenankan pulang. Karena, kondisinya secara medis dinilai sudah mulai membaik. Biasanya, lima sampai empat hari pasien DBD yang dirawat sudah mulai membaik.

"Jadi turn over-nya cepat juga, empat sampai lima hari pulang, kalau sudah baik. Sekarang yang tinggal sudah bisa tertangani," katanya.

Pasien yang dirawat di RSHS, kata dia, umumnya warga sekitar Bandung Raya dan Sumedang. ‎Karena, saat ini rumah sakit daerah sudah bisa menangani pasien DBD.

‎

Saat ini, kata dia, RS di daerah sudah sangat mampu. Jadi, pasien yang lebih awal datang ke RS akan cepat mendapat infus.

"Dan obatnya hanya infus dan penurun demam saja.‎ Kecepatan ketepatan pemberian cairan pengganti untuk kebocoran pembuluh darah tadi," katanya.

‎Djatnika mengatakan, lonjakan pasien DBD ini disebabkan karena jenis nyamuk aedes aegypti yang mudah berkembang biak di musim dengan kelembaban seperti di musim hujan saat ini. Apalagi genangan air hujan yang biasa tertampung dalam sampah seperti botol plastik, kaleng, dan sampah lainnya menjadi sarang yang berpotensi berkembang biaknya jentik nyamuk pembawa virus dengue ini.

"Jadi penampungan tempat berkembang nyamuk ini dan suasana kelembaban ini sangat menguntungkan bagi nyamuk aedes aegypti," katanya.

Let's block ads! (Why?)