Search

Survivor, Robot Pendeteksi Korban Gempa Ciptaan Siswa MAN

Robot Survivor dapat mendeteksi korban selamat dari suatu kejadian bencana alam.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Binti Sholikah

Sebagai negara kepulauan dan terletak di tiga lempeng tektonik, Indonesia memiliki banyak potensi bencana alam. Banyaknya bencana alam tersebut berpotensi menelan korban.

Keprihatinan dengan banyaknya korban yang harusnya selamat namun tidak sempat terselamatkan membuat dua siswa Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 1 Solo menciptakan robot "Survivor". Robot tersebut memiliki keunggulan dapat mendeteksi korban selamat pada saat bencana.

Robot Survivor diciptakan oleh Amadeo Ahnaf (16) kelas XI IPA 1 dan Salma Sonia Jnenia Sagiri (17) kelas XI IPA 2. Kedua siswa tersebut didampingi oleh guru pembimbing Prihantoro Eko Sulistyo.

"Kami menciptakan robot ini karena kami melihat banyak korban-korban bencana yang seharusnya bisa diselamatkan, korban-korban yang tertimbun di reruntuhan namun tidak bisa ditolong yang akhirnya menjadi korban meninggal," kata Ahnaf saat ditemui Republika di sekolahnya, Jumat (9/11).

Kerja robot tersebut digerakkan oleh baterai Lipo 12 V berdaya 1.100 mAh. Robot telah diprogram untuk dapat berjalan di medan reruntuhan bangunan. Robot diarahkan oleh kompas untuk mendeteksi korban berdasarkan suhu tubuh. Deteksi suhu dilakukan oleh sensor ultrasonik SRFO5 yang disematkan di bagian atas.

"Robot ini punya sensor thermal. Kami program untuk suhu 31 sampai 40 derajat Celcius. Robotnya bergerak ke kanan-kiri kalau tidak mendeteksi suhu dia akan jalan lagi," terang Salma.

Salma menjelaskan, jika mendeteksi suhu antara 31-40 derajat Celsius, maka robot akan berhenti. Kemudian robot mengambil salah satu flare stick yang diletakkan di sebelah kiri dan kanan. Setelah membunyikan alarm bip-bip-bip, robot kemudian menjatuhkan flare stick yang dapat berkedip-kedip tersebut. Artinya, di lokasi tersebut ditemukan korban yang masih hidup.

"Sensor thermal ini bisa mendeteksi sampai tujuh meter. Kalau korbannya sudah meninggal tidak akan terdeteksi karena robot ini fokus mencari korban yang selamat," imbuh Ahnaf.

Keunggulan lainnya, robot tersebut bisa mencari korban saat malam hari. Sebab, robot dilengkapi flare stick yang dapat menyala saat malam hari.

Ahnaf merinci, spesifikasi robot "Survivor" terdiri atas sensor ultrasonik SRFO5, adafruit AMG8833 IR thermal camera, compass sensor HMC5883L, IC2560 board with arduino mega 2560, standard servo, rover 5 robot chassis, serta 1.100 mAh li-po battery 12 V.

Proses pembuatan robot membutuhkan waktu sekitar satu bulan. Ahnaf dan Salma dibantu oleh guru mereka membuat daftar komponen yang dibutuhkan untuk merakit robot tersebut. Selanjutnya, mereka membeli komponen melalui toko daring. Selanjutnya proses perakitan dan uji coba.

Untuk merakit robot tersebut, Ahnaf dan Salma menghabiskan biaya sekitar Rp 6 juta sampai Rp 7 juta. Biaya tersebut ditanggung oleh sekolah.

Robot tersebut dibuat untuk diikutkan dalam Lomba Robotics Competition 2018 yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama. Robot Survivor meraih juara ketiga kategori Rescue Robotic. Lomba telah digelar di Depok, Jawa Barat, pada 3-4 November 2018. Mereka memboyong trofi dan hadiah uang tunai Rp 3 juta.

Ke depan, keduanya berencana untuk mengembangkan Robot Survivor agar memiliki keunggulan lebih baik. Pengembangan atau modifikasi terutama ke arah robot amfibi agar bisa menembus medan berlumpur.

"Robot ini tidak bisa kena air. Selain itu, menggunakan sensor yang lebih canggih dan akurat supaya jangkauan lebih luas," terang Ahnaf yang bercita-cita menjadi tenaga ahli fisika dan astronomi tersebut.

Dua siswa tersebut merupakan anggota ekstrakurikuler robotik di MAN 1 Solo. Sebelumnya, Ahnaf juga mengikuti lomba robot di Universitas Gadjah Mada (UGM) saat masih duduk di kelas X.

Guru pembimbing ekskul robotik, Prihantoro Eko Sulistyo, menjelaskan, proses mengikuti lomba pada awal Oktober 2018 dibuka pendaftaran Lomba Robotik Madrasah yang keempat. Kemudian dia menyeleksi siswa yang mengikuti ekskul robotik. Pembuatan robot tersebut disesuaikan dengan tema lomba yakni mitigasi bencana.

"Kemudian kami melakukan pembimbingan intensif dan pelatihan robotik. Bimbingan intensif sekitar satu pekan kemudian persiapan dan pembuatan robot satu bulan," terang Prihantoro.

Tahapan perlombaan dimulai pada proses pemberkasan sebanyak 182 tim dari MI, Mts maupun MAN mengirimkan proposal kepada panitia. Kemudian diseleksi 20 tim terbaik yang mengikuti lomba di Depok.

Prihantoro menambahkan, robot tersebut masih bisa dikembangkan antara lain luas area untuk menyisir dan kepekaan sensor suhu dalam mendeteksi suhu korban. Selain itu, ditingkatkan kecepatan untuk mencari korban dalam luas area tertentu.

"Bisa juga dikembangkan flare stick karena sumber cahaya LED itu riskan dan ketahanannya sebentar. Nanti bisa dikembangkan bisa menyala saat gelap dan terang," ungkap guru mata pelajaran Fisika tersebut.

Let's block ads! (Why?)

from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2z1FEi3

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Survivor, Robot Pendeteksi Korban Gempa Ciptaan Siswa MAN"

Post a Comment

Powered by Blogger.