REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW memiliki banyak budak sebelum wahyu turun. Begitu risalah turun, sebagian besar budak itu dimerdekakan. Salah satu nama budak itu ialah Salma.
Salma adalah istri Abi Rafi yang juga berasal dari golongan maula (budak). Sang suami adalah hadiah Abbas bin Abdul Muthalib untuk Rasulullah. Setelah memperoleh kebebasan, kedua pasangan suami istri itu memilih berkhidmat kepada Rasul.
Salma akrab disapa dengan Ummu Rafi. Pengabdiannya sebagai pelayan keluarga Rasul dimulai sejak Khadijah. Pelayanan ini berlangsung pascakematian istri pertama Rasulullah tersebut.
Ummu Rafi andil sebagai bidan, ikut membantu proses kelahiran putra-putri Rasulullah dari Khadijah. Ummu Rafi pula yang mengasuh dan mengayomi putra-putri Rasulullah dari kecil, makanya hingga tumbuh dewasa mereka dekat dengan Salma yang sering dipanggil ibu.
Setelah Khadijah wafat, Ummu Rafi dan suaminya setia melayani kebutuhan Rasulullah. Ketika istri Nabi Mariyah Qibthiyah melahirkan putra pertamanya, Salma dengan setia menunggu dan membantu proses kelahiran. Maria melahirkan bayi laki-laki pada tahun kedelapan setelah Hijriah. Kelahiran putra Rasulullah ini disambut dengan gembira.
Salma segera memanggil Abi Rafi untuk menyampaikan kabar gembira kepada Rasulullah. Terpancar kebahagiaan dari wajah Rasulullah ketika Abi Rafi memberi tahu kelahiran Ibrahim.
Setelah tujuh hari, Rasulullah menggelar akikah dan memberi nama bayinya, Ibrahim. Sayang usia Ibrahim tidak panjang. Putra Rasulullah itu wafat di tengah masa penyusuan oleh Ummu Saif.
Nabi memeluk putranya sambil berlinang air mata. Rasulullah berkata, ‘’Wahai Ibrahim, kalau bukan karena perkara yang sudah pasti terjadi dan janji yang benar, kalau bukan karena orang-orang yang akhir akan menyusul orangorang yang mendahuluinya, sungguh kami akan merasa sedih dengan kesedihan yang lebih dari ini. Sungguh, kami sangat bersedih atasmu, wahai Ibrahim.’’
Kesetiaan
Ummu Rafi setia menjadi pelayan rumah tangga Rasulullah. Ia dekat dengan putraputrinya. Kedekatan ini langgeng hingga usia mereka dewasa. Demikian juga dengan perannya sebagai bidan. Ia menangani proses melahirkan putri Rasulullah, Fatimah az-Zahra, hingga kelahiran anak keempat.
Kepercayaan Fatimah terhadap Salma, tak terhenti pada pengabdian fisik semata. Salma, konon kerap menerima hadis secara langsung dari Rasulullah. Selain dia, ada deretan nama pelayan lainnya seperti Ummu Salamah dan Anas bin Malik.
Salma berada di sisi Fatimah ketika putri kesayangan Rasulullah itu mengembuskan napas terakhir. Tepat enam bulan pascakematian ayahandanya. Salma melayani keluarga Rasulullah sepenuh hati, sampai detik-detik ajal menjemput.
Sebelum wafat, Fatimah meminta bantuan kepada Ummu Rafi untuk menyiramkan air ke tubuhnya (dimandikan--Red). Setelah itu, istri Ali bin Abi Thalib tersebut mengenakan pakaian yang terbaik. Sementara Ummu Rafi mendapat tugas menyiapkan pembaringan di tengah rumah.
Fatimah pun berbaring menghadap kiblat di tempat yang disediakan Ummu Rafi. Putri Rasulullah ini berpesan kepada Ummu Rafi bahwa ajalnya sudah semakin dekat. Karena tubuhnya sudah mandi, Fatimah meminta agar tidak perlu dimandikan lagi, kecuali oleh suaminya Ali bin Abi Thalib dan Asma binti Umais. Fatimah khawatir, auratnya terlihat oleh yang bukan muhrim.
Kedekatan
Label mantan budak, tak menghalangi Salma dekat dengan keluarga Rasulullah. Ia masuk dalam jajaran perempuan yang dekat dengan kehidupan Nabi. Ini tampak lewat keberaniannya mengadukan persoalan internal rumah tangganya dengan Abu Rafi ke Rasulullah.
Salma melaporkan pemukulan Abi Rafi atas dirinya. Rasulullah memanggil kedua pasangan itu untuk mengetahui duduk persoalan. Abu Rafi mengaku aksinya itu lantaran sang istri mengganggunya.
‘’Kamu telah mengganggu apa sehingga membuat suamimu marah?’’ tanya Nabi Muhammad.
Salma mengelak telah mengganggu suaminya. Ia hanya memberitahukan apa yang pernah ia ketahui dari Rasulullah, yaitu soal batalnya shalat seseorang bila ia berhadas. Salma menegur Abu Rafi demikian, lantaran sang suami berhadas saat tengah shalat.
“Tiba-tiba suamiku memukul saya,” katanya.
Mendengar penjelasan itu, Rasulullah tertawa. ‘’Wahai Abu Rafi, Ummu Salma tidak menyuruhmu kecuali pada kebaikan.’’ Rasulullah pun mencandai Abu Rafi.
Beruntung semasa hidupnya Ummu Rafi dekat dengan Rasulullah. Ia mengetahui tindak- tanduk keseharian Rasulullah. Ia juga banyak menyerap ilmu agama secara langsung dari sumbernya. Sejumlah hadis terabadikan riwayatnya melalui jalur Ummu Rafi.
Di antaranya, Tirmizi meriwayatkan dari Salma Ummu Rafi adalah pelayan rumah tangga Rasulullah berkata, ‘’Tidaklah pernah Nabi tertusuk duri atau luka di kulitnya, kecuali luka itu ditutup dengan daun henna (daun pacar--Red).’’
Riwayat Ummu Rafi berikutnya menyebutkan setiap orang yang mengeluhkan sakit kepala kepada Rasulullah disarankan untuk berbekam. Sedangkan yang luka kaki agar dibalut dengan daun henna.
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2oGCeMnBagikan Berita Ini
0 Response to "Ummu Rafi Pelayan Kepercayaan Rasulullah"
Post a Comment