REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gregoria Mariska Tunjung sudah jatuh bangun mengejar bola-bola sulit Pusarka V Sindhu. Namun, apa daya lawannya asal India itu masih terlalu kuat dan Gregoria menyerah 12-21, 15-21, di perdelapan final tunggal putri bulu tangkis Asian Games 2018 di Istora Senayan, Jakarta, Sabtu (25/8) sore.
Dengan kekalahan Gregoria maka tak satu pun pemain Indonesia yang tersisa di tunggal putri. Fitriani yang tampil sejam sebelumnya, kalah dari pemain India lainnya Saina Nehwal 6-21, 14-21.
Gregoria mengakui Shindu masih terlalu kuat baginya. "Saya benar-benar berada di bawah tekanan dia. Begini mati, begitu mati. Jadinya bingung sendiri. Bermain seperti tak ada tujuan," kata Gregoria kepada wartawan di mixed zone.
Menurut Gregoria, pada gim pertama dia ketinggakan terlalu jauh sampai 1-8. "Saya coba cari pola permainan, tapi sudah terlambat. Ketika dia sudah peak saya masih di bawah," katanya.
Gregoria menambahkan, pada gim kedua coba bermain lebih fokus lagi. "Tapi permainan saya tidak keluar. Sebaliknya, dia malah nyetir saya," ucapnya.
Dikatakan Gregoria, Shindu yang meraih perak Olimpiade Rio 2016 lebih sabar dan bisa mengatur permainan. "Serangannya juga banyak variasi."
from Republika Online RSS Feed https://ift.tt/2NfMHc5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gregoria: Saya di Bawah Tekanan, Begini Mati, Begitu Mati"
Post a Comment